Selasa, 25 Juni 2013

makalah auditing kertas kerja

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
Kertas kerja ( Working Paper ) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klien dengan laporan audit. Oleh karena itu , kertas kerja merupakan alat penting dalam profesi akuntan public. Dalam proses auditnya auditor harus mengumpulkan atau membuat berbagai tipe bukti seperti data akuntansi meliputi jurnal , buku besar , buku pembantu , serta buku pedoman akuntansi , memorandum dan catatan tidak resmi. Untuk mendukung simpulan  dan pendapatnya atas laporan keuangan auditan. Untuk kepentingan pengumpulan dan pembuatan bukti itulah auditor membuat kertas kerja. SA Seksi 339 kertas kerja memberikan panduan bagi auditor dalam penyusunan kertas kerja dalam audit atas laporan keuangan atau perikatan auditor lainnya, berdasarkan seluruh standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa definisi kertas kerja ?
2.      Apa isi kertas kerja ?
3.      Apa Tujuan pembuatan kertas kerja ?
4.      Bagaimana kepemilikan kertas kerja dan kerahasiaan informasi dalam kertas kerja ?
5.      Apa faktor-faktor yang harus di perhatikan oleh auditor dalam pembuatan kertas kerja yang baik ?
6.      Apa tipe kertas kerja ?
7.      Bagimana hubungan antara berbagai tipe kertas kerja ?
8.      Bagaimana pemberian indeks pada kertas kerja ?
9.      Bagaimana metode pemberian indeks kertas kerja ?
10.  Bagaimana susunan ketas kerja ?
11.  Bagaimana pengarsipan kertas kerja ?

1.3  TUJUAN
1.      Untuk mengetahui definisi kertas kerja.
2.      Untuk mengetahui isi kertas kerja.
3.      Untuk mengetahui Tujuan pembuatan kertas kerja.
4.      Untuk mengetahui kepemilikan kertas kerja dan kerahasiaan informasi dalam kertas kerja.
5.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang harus di perhatikan oleh auditor dalam pembuatan kertas kerja yang baik.
6.      Untuk mengetahui tipe kertas kerja.
7.      Untuk mengetahui hubungan antara berbagai tipe kertas kerja.
8.      Untuk mengetahui pemberian indeks pada kertas kerja.
9.      Untuk mengetahui metode pemberian indeks kertas kerja.
10.  Untuk mengetahui susunan kertas kerja.
11.  Untuk mengetahui pengarsipan kertas kerja.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI KERTAS KERJA
Definisi Kertas Kerja (SA Seksi 339 Paragraf 03 ) adalah : “ Catatan – catatan yang diselenggarakan oleh Auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.”
Audit laporan keuangan harus didasarkan pada standar auditing yang ditetapkan IAI. Standar pekerjaan lapangan mengharuskan auditor melakukan perencanaan dan penyupervisian terhadap audit yang dilaksanakan, memperoleh pemahaman atas pengendalian intern, dan mengumpulkan bukti kompeten yang cukup melalui berbagai proses audit. Kertas kerta merupakan Sarana yang digunakan oleh Auditor untuk membuktikan standar pekerjaan lapangan telah dipatuhi.
2.2 ISI KERTAS KERTAS KERJA
Isi Kertas Kerja menurut SA Seksi 339 Paragraf 05 adalah : Kertas kerja yang memperlihatkan kecocokan antara Catatan Akuntansi , Laporan Keuangan , Informasi Lain dan Standar Auditing yang diterapkan dan dilaksanakan oleh Auditor dengan isian dokumentasi meliputi :
a)      Standar Pekerjaan I (Pertama) yaitu Perencanaan pemeriksaan dan Supervisi
b)      Standar Pekerjaan II (Kedua) yaitu Pengendalian Intern untuk merencanakan audit, menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian
c)      Standar Pekerjaan III (Ketiga) yaitu Bukti Audit, Prosedur Audit dan Pengujian untuk sebagai dasar memadai menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
2.3 TUJUAN PEMBUATAN KERTAS KERJA
Ada 4 tujuan penting pembuatan kertas kerja yaitu :
a. Mendukung pendapat audior atas laporan keuangan auditan
Kertas kerja dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya dan merupakan bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai.
b. Menguatkan simpulan – simpulan auditor dan kompetensi auditnya
pembuatan kertas kerja yang lengkap merupakan syarat yang penting dalma membuktikan telah dilaksanakannya dengan baik audit tas laporan keuangan.
c. Mengkoordinasikan dan mengorganisasi semua tahap audit
Pengkoordinasian dan pengorganisasian berbagai tahap audit dapat dilakukan dengan kertas kerja.
d. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.
Dalam audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam periode akuntansi yang berlainan, auditor memerlukan informasi mengenai sifat usaha klien , catatan dan system akuntansi klien, pengendalian intern, dan rekomendasi perbaikan yang diajukan kepada klien audit yang lalu.Informasi yang bermanfaat untuk audit berikutnya dapat diperoleh dari kertas kerja audit yang lalu.
2.4 KEPEMILIKAN KERTAS KERJA DAN KERAHASIAAN INFORMASI DALAM KERTAS KERJA
Menurut (SA Seksi 339 Paragraf 06) Kepemilikan Kertas Kerja adalah Kantor Akuntan Publik, bukan milik Klien atau milik pribadi auditor tetapi sesuai dengan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik nomor 301 yang berbunyi “Anggota Kompartemen Akuntan Publik tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien” karena kertas kerja tersebut mengandung informasi bersifat rahasia dan terdapat program – program audit.
2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH AUDITOR DALAM PEMBUATAN KERTAS KERJA YANG BAIK
Kecakapatan teknis dan keahlian professional seorang auditor independen tercermin pada kertas kerja yang dibuatnya. Seorang auditor yang kompeten harus menghasilkan kertas kerja yang benar-benar bermanfaat.
Faktor-faktor pemenuhannya yaitu :
·         Lengkap artinya : Berisi semua informasi yang pokok (komposisi data penting) dan tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan ( mampu berbicara sendiri)
·         Teliti artinya tidak kesalahan tulis dan hitung
·         Ringkas artinya pembatasan informasi pokok sesuai tujuan audit dan tidak menyajikan rincian yang tidak perlu.
·         Jelas artinya penggunaan istilah tidak mengandung arti ganda dan penyajian informasi secara sismatik.
·         Rapi artinya susunan / keteraturan penyusunan kertas kerja yang baik.
2.6 TIPE KERTAS KERJA
Secara garis besar dikelompokan dalam 5 tipe yaitu :
1.      Program Audit ( Audit Program )
2.      Daftar Saldo Kerja ( Working Trial Balance )
3.      Ringkasan Jurnal Penyesuaian ( Adjustment )
4.      Skedul Utama ( Lead Schedule / top schedule )
5.      Skedul Pendukung ( Supporting Schedule )
1. Program Audit ( Audit Program )  adalah :
Program audit adalah Daftar prosedur audit untuk seluruh audit tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu,
Fungsinya yaitu sebagai alat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan audit, dan digunakan untuk merencanakan jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit beserta komposisinya, jumlah asisten, dan taksiran jam.
Contoh Ringkas Program Audit terhadap KAS ( Gambar 4.1 Hal : 105 )
Program Audit
untuk Pengujian Substantif
Indek
Kerjas
Kerja
Tanggal
Pelak- sanaan
Pelak-
sanaan
Prosedur Audit awal
1. Usut Saldo Kas – Neraca Saldo – Buku Besar
2. Hitung kembali Saldo Kas – Buku Besar
3. Lakukan review dalam mutasi luar biasa
4. Usut saldo Kas tahun lalu
5. Usut posting pada Jurnal Penerimaan Kas & Pengeluaran Kas
Pengujian Analitik
6. Bandingkan Saldo Kas Dianggarkan dengan Tahun Lalu.
7. Hitung Rasio Saldo Kas dengan aktiva lancar
Pengujian terhadapa Transaksi Rinci
8. Pengujian pisah batas transaksi kas
9. Buat rekonsiliasi Bank 4 kolom
10. Buat daftar transfer bank sebelum dan sesudah neraca
Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci
11. Hitung kas di tangan klien
12. Rekonsiliasi Kas dan Rekening Koran Bank
13. Lakukan konfirmasi Saldo Kas di Bank
14. Periksa Cek Beredar
15. Buatlah Rekonsiliasi Saldo Kas menurut Cut off Bank Statement
16. Usut setoran dalam Perjalanan ke Cut off Bank Statement
17.  Periksa tanggal cek beredar
18. Periksa adanya cek kosong
19. Periksa semua cek kemungkinan hilang
Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
20. Periksa jawaban konfirmasi bank
21. Lakukan wawancara manajemen
22. Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas

2. Daftar Saldo Kerja ( Working Trial Balance ), adalah :
Daftar yang berisi saldo – saldo akun buku besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya, kolom-kolom untuk adjusment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo saldo setelah koreksi auditor yang akan tampak dalam laporan keuangan auditan ( Audited Financial Report).
Contoh Working Trial Balance ( Gambar 4.2 Hal : 107 )
Kode
Akun
Nama
Akun
Indeks
Kertas
Kerja
Saldo Sakhir
31 Des 20X1
Saldo Menurut Buku 31 Des 20X2
Adjusment dan Reklasifikasi
Saldo 31 Des 20X2 Menurut Hasil Audit
D
K
D
K
D
K
D
K


Working Trial Balance sama fungsinya dengan Lembaran Kerja ( Work Sheet ) pada klien dalam proses penyusunan laporan keuangan meliputi beberapa tahap :
1.      Pengumpulan Bukti Transaksi
2.      Pencatatan dan Penggolongan transaksi dalam Jurnal dan Buku Pembantu
3.      Pembukuan (posting) jurnal ke Buku Besar
4.      Pembuatan Lembar Kerja ( Worksheet)
5.      Penyajian Laporan Keuangan
Lap. keuangan
Lembar kerja
bb
jurnal
Dokumen pendukung
Proses Penyusunan Laporan Keuangan ( Gambar 4.2. Hal : 108 )
Dokumen sumber
Buku pembantu
 














Tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan adalah :
1.      Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul pendukung ( Supporting Schedules )
2.      Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam skedul utama (lead schedules atau top schedules dan ringkasan jurnal (adjustment)
3.      Peringkasan informasi tercantum dalam skedul utama dan ringkasan jurnal (Adjustment) ke dalam working trial balance
4.      Penyusunan Laporan Keuangan Auditan
Lap. Keuangan auditan
Working trial balance
Skedul utama
Skedul pendukung
Proses Penyusunan Laporan Keuangan Auditan (Gambar 4.4 Hal :108 )
Ringkasan jurnal adjustmen
 







3. Ringkasan Jurnal Penyesuaian ( Adjustment )
Untuk membetulkan kekeliruan dalam laporan keuangan dan catatan akuntansi klien maka auditor membuat :
·         Draft Jurnal Adjusment ,
·         Jurnal Penggolongan Kembali ( Reclassification Entries ), digunakan auditor untuk memperoleh pengelompokan yang benar dalam laporan keuangan klien

Form Ringkasan Jurnal Adjustment ( Gambar 4.5 Hal 109 )
PT XYZ
RINGKASAN JURNAL ADJUSTMENT
31 Desember 19X2
Index
Kertas
Kerja
Nomor Kode
Akun
Nama Akun dan Penjelasan Jurnal
Adjustment
Debit
Kredit
Index#
akun#
Jurnal Adjusment #no
Jurnal
Penjelasan Jurnal Adjustment
Rupiah
Rupiah

Jurnal Penggolongan Kembali sama dengan form Jurnal Adjustment tetapi fungsinya berbeda.
4. Skedul Utama ( Lead Schedule / top schedule )
Skedul Utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi yang dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-akun yang berhubungan dan digunakan untuk menggabungkan akun-akun besar yang sejenis, yang jumlah saldonya akan dicantumkan di dalam laporan keuangan dalam satu jumlah.



5. Skedul Pendukung ( Supporting Schedule )
Skedul pendukung adalah kertas yang digunakan untuk memverifikasi dan menganalisa terhadap unsur – unsur yang tercantum dalam laporan keuangan klien untuk mendukung dan menguatkan informasi keuangan dan operasional.
2.7 HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI TIPE KERJA
Gambar 4.7 Halaman : 112,  memperlihatkan hubungan dengan urutan sebagai berikut :
Skedul Pendukung
Skedul Utama
Ringkasan Adjustment
Working Trial Balance
Laporan Keuangan auditan
2.8 PEMBERIAN INDEKS PADA KERTAS KERJA
Tujuan pemberian indeks pada kertas kerja adalah untuk memudahkan mencarian informasi dalam berbagai daftar yang terdapat pada tipe kertas kerja.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan  :
1. Setiap kertas diberi Indeks, letaknya “Sudut atas / Bawah “
2. Pencantuman indeks silang (Cross Index ) harus dilakukan sebagai berikut :
a.       Indeks Silang dari Skedul Pendukung ke Skedul Utama
b.      Indeks Silang dari Skedul Akun Pendapatan dan Biaya
c.       Indeks Silang Antar Skedul pendukung
d.      Indeks Silang dari Skedul Pendukung ke Ringkasan Jurnal Adjustment
e.       Indeks Silang dari Skedul Utama ke Working Trial Balance
f.       Indeks Silang untuk menghubungkan Program Audit dengan Kertas Kerja.
3. Jawaban Konfirmasi,Pita mesin hitung, print out komputer dll tidak diberi Indeks kecuali jika dilampirkan di belakang kertas kerja yang berindeks.
2.9 METODE PEMBERIAN INDEKS KERTAS KERJA
Ada 3 metode pemberian Indeks yaitu :
1. Indeks Angka
Kertas kerja utama dan skedul utama di beri indeks dengan angka sedangkan skedul pendukung diberi sub indeks dengan mencamtumkan nomor kode skedul utama yang berkaitan .
 ( Contoh : 6-1, 6-2.. dst-nya atau 7-1,7-2 dst-nya )
2. Indeks Kombinasi Angka dan Huruf
Kertas kerja utama dan skedul utama di beri huruf, angka sedangkan skedul pendukung diberi kode Kombinasi Angka dan Huruf.
 ( Contoh A-1,A-2 ..dst-nya )
3. Indeks Angka Berurutan
Kertas kerja diberi kode angka yang berurutan.
 ( 1, 2, 3, dst-nya )



2.10 SUSUNAN KERTAS KERJA
Tujuan disusun secara sismatik dan dalam urutan logis adalah untuk memudahkan review atas kertas kerja yang dihasilkan oleh asistant atau staff auditor.
Urutannya sebagai berikut  :
1.      Draft Laporan Audit (Audit Report)
2.      Laporan Keuangan Auditan
3.      Ringkasan Informasi bagi reviewer
4.      Program Audit
5.      Laporan Keuangan/Lembar Kerja (Work sheet) yang dibuat clien
6.      Ringkasan Jurnal Adjustment
7.      Working Trial Balance
8.      Skedul Utama
9.      Skedul Pendukung
2.11 PENGARSIPAN KERTAS KERJA
Auditor biasanya menyelenggarakan 2 macam arsip kertas kerja untuk setiap kliennya yaitu :
1.        Arsip Kini  : Arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah diselesaikan.
Berisi kertas kerja yang informasinya hanya mempunyai manfaat untuk tahun audit saja.
2.        Arsip Permanen : Arsip data yang secara relatif tidak ada perubahan.
Berisi informasi meliputi copy anggaran dasar dan  Anggaran RT Klien, Bagan Organisasi,  Pedoman Akun,Prosedur dan Data yang berhubungan Pengendalian intern, Perjanjian Penting,  Tata letak pabrik, proses produksi,dan produk pokok perusahan, Notulen Rapat Redaksi,Pemegang Saham dan Komite-komite.
Tujuannya pembentukan arsip permanen :
·         Untuk menyegarkan ingatan bagi auditor untuk audit di tahun mendatang
·         Untuk memberikan ringkasan auditor mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staff pertama kasi menganangi audit laporan keuangan
·         Untuk menghindari pembuatan kertas kerja sama dari tahun ke tahun


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
. Kertas Kerja (SA Seksi 339 Paragraf 03 ) adalah : “ Catatan – catatan yang diselenggarakan oleh Auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.” Kertas kerja ( Working Paper ) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klien dengan laporan audit.
isian dokumentasi meliputi :Standar Pekerjaan I (Pertama) yaitu Perencanaan pemeriksaan dan Supervisi , Standar Pekerjaan II (Kedua) yaitu Pengendalian Intern untuk merencanakan audit, menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian, Standar Pekerjaan III (Ketiga) yaitu Bukti Audit, Prosedur Audit dan Pengujian untuk sebagai dasar memadai menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
4 tujuan penting pembuatan kertas kerja yaitu : 1. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditor, 2. Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya, 3. Mengloordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit, 4. Memberikan pedoman dalam audit tahun berikutnya.
Kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi auditor. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik masih tnduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam kode etik akuntan Indonesia yang berlaku , untuk mrnghindari penggunaan hal-hal yang bersifat rahasia oleh auditor dalam hubungannya dengan transaksi perusahaan untuk tujuan yang tidak semestinya.
Ada 5 tipe kertas kerja yaitu program audit, working trial balance, ringkasan jurnal adjustment, skedul utama , dan skedul pendukung. Kertas kerja diberi indeks untuk memudahkan pencarian informasi yang tercantum di dalamnya dan untuk memudahkan pengaitan informasi dalam suatu kertas kerja dengan informasi dalam kertas kerja yang lain.
Setelah auditor menyelesaikan tugas audit, kertas kerja diarsipkan dalam 2 macam arsip yaitu arsip kini dan arsip permanen. Arsip kini digunakan untuk menyimpan kertas kerja yang hanya punya manfaat untuk tahun audit saja sedangkan arsip permanen untuk menyimpan kertas kerja yang mempunyai manfaat lebih dari 1 tahun.


DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, Auditing edisi 6, Jakarta : Salemba Empat, 2009.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar